Oleh Ika Tusiana

Indonesia adalah Negara berkembang yang mempunyai potensi untuk menjadi pusat kendali ekonomi asia dan dunia. Begitulah kiranya pemikiran duta besar inggris Moazzam Malik saat mengunjugi salah satu kampus di Surabaya, secara tidak langsung pendapat ini juga disetujui oleh pengusaha Negara jepang sebagai investor terbesar Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia nantinya diperhitungkan sebagai Negara yang menjadi pusat ekspor dan produksi  ketika seminar bisnis yang di selenggarakan di JETRO di Tokyo kemarin. Ada beberapa alasan mengapa pendapat itu dikemukakan tanpa keraguan adalah karena faktor meningkatnya populasi Indonesia yang terus berkembang. Indonesia tidak hanya mempunyai sumber daya alam yang melimpah, namun juga sumber daya manusia. Apalagi masyarakat pun semakin lama semakin bertambah cerdas, sehingga dapat menyikapi sikap otoriter penguasa dan tidak takut untuk menyuarakan pendapat.

Namun rasanya semua hal itu masih menjadi angan-angan belaka melihat keadaan ekonomi Indonesia yang menurun seperti sekarang ini. Ditambah nilai mata uang dollar yang meningkat membuat masyarakat menjadi gelisah karena semua barang keperluan harganya ikut melambung. Selain itu masyarakat Indonesia masih tergolong msyarakat konsumtif. Hal ini dapat dihitung dari survey konsultan Mckinsey yang dipublikasikan januari 2014 lalu menyatakan bahwa sekitar 70 juta kelas konsumen di Indonesia, potensial dimana 55 juta orang tinggal di kota dan 15 juta orang tinggal di desa dan 10 % sudah akrab dengan belanja online.
Oleh sebab itu Jokowi dalam sebuah acara sillaturrahmi dengan pengusaha dan akademisi yang diadakan oleh ikatan sarjana ekonomi menyampaikan bahwa yang paling dibutuhkan Indonesia dalam keadaan darurat ekonomi seperti sekarang ini adalah investasi. Memperbanyak investasi dan berusaha memikat pengusaha-pengusaha asing untuk melakukan investasi. Dengan begitu maka pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil. Maka tanpa ragu-ragu pula presiden meminta terhadap beberapa perusahaan asing di jepang untuk menambah investasinya dengan harapan perekonomian Indonesia akan terus berkembang lebih baik.

Menguatkan Usaha-Usaha Kecil

Selain investasi hal lain yang dapat dilakukan oleh Negara yaitu mentransisikan masyarakat konsumsif menjadi masyarakat produktif dan industrialisasi. Sebuah kalimat berbunyi “Negara yang maju adalah Negara yang memiliki banyak pengusaha”, intinya jika Indonesia mempunyai cita-cita menjadi Negara maju, tentu haruslah mampu untuk mengupayakan agar masyarakat tidak hanya berperilaku konsumtif tapi juga produktif bahkan mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Menjadi bos, bukan hanya kacung di negaranya sendiri.

Kemudian usaha-usaha untuk meningkatkan bisnis khususnya golongan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) harus benar-benar di galakkan. Apalagi di tengah kondisi ekonomi yang lemah seperti sekarang, tidak mustahil banyak pengusaha yang gulung tikar karena tidak dapat mempertahankan usahanya. Pemerintah harus memikirkan ulang menaik turunkan harga BBM, karena pada dasarnya BBM adalah acuan semua harga pasar. Hampir dipastikan jika harga BBM naik maka semua harga barang juga ikut naik. Apalagi ketika BBM turun harga barang tidak akan ikut turun, dan saat BBM kembali naik otomatis harga barang juga menanjak kembali. Sehingga harganya bisa lebih mahal 2 kali lipat.

Selain BBM, pemerintah juga harus mengambil tindakan tegas terhadap pengusaha makro yang melakukan penghindaran wajib pajak. Karena pajak tidak hanya sebagai pemasukan Negara, namun dana dari pajak dapat di alokasikan kepada pembangunan berkelanjutan juga pendidikan dan kesehatan masyarakat. Daripada menaikkan harga BBM, menaikkan pajak bagi pengusaha makro dan masyarakat menengah keatas lebih bermanfaat, namun yang terpenting adalah pengawasan yang ketat serta penindakan hukum yang tegas. Pemerintah harus bisa menghilangkan prasangka masyarakat mengenai hukum piramida terbalik, hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Optimalkan Produk yang Berkualitas

Selain mempertahankan usahanya, pengusaha juga harus pintar-pintar dalam membuat produk yang unik, berkualitas dan tentunya diminati oleh masyarakat. Apalagi masyarakat masih beranggapan bahwa produk luar lebih baik daripada produk lokal. Sehingga pengusaha harus mampu untuk menghilangkan persepsi tersebut dan membuktikan keunggulan produk mereka.

Ditambah pengusaha juga akan segera menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) di akhir tahun 2015 ini. sehingga pengusaha tidak hanya bersaing dengan pengusaha lokal namun juga dari pengusaha asing. Sedangkan, masyarakat yang berperan sebagai sebagai konsumen yang cerdas, harus mengutamakan produk lokal, karena kualitasnya juga tidak kalah dengan produk luar. Selain meningkatkan pengusaha lokal, cara lain yang dapat digunakan untuk mengatasi pelemahan ekonomi yaitu dengan mengoptimalkan tempat-tempat wisata, makanan tradisional dan budaya indonesia.