aku pas sma

Panggil saja "N", dia adalah salah satu murid lesku yang aku ajar seminggu sekali. Tak perlu lebih detail siapa dia, rumahnya dimana atau yang lainnya. Kali ini aku hanya ingin menceritakan betapa bapernya aku, ketika sadar bahwa murid aku yang satu ini, sangat mirip dengan seorang wanita yang pernah kuhormati, tapi melukai hatiku sangat dalam dengan menikungku. Gak masalah kalau cara menikungnya sehat, tapi masalahnya.. udah ah gak mau cerita aib orang. Yang pasti dia udah sangat membuat aku kecewa karena merebut seseorang yang ingin kujadikan akhir bagiku. Semoga saja dia sudah menyadari kesalahannya sekarang, bukannya menyalahkan aku terus menerus karena penderitaan yang dia dapatkan karena kesalahannya sendiri.

Lanjut aja soal cerita tentang murid les ku satu ini, masalahnya gak cuma wajahnya aja yang mirip, bahkan hingga suara, cara ngomong dan bagaimana dia menyampaikan sesuatu sangat mirip, bedanya cuma mungkin kekanakan, kan anak SMA memang. Dia anak yang ceplas-ceplos, jujur menurutku, walaupun susah dibuat ngertinya dan masih mudah bingung dengan pelajaran, dia masih mencoba mengerti. Seperti hari ini misalnya, aku menyuruhnya untuk membuat tulisan tentang dirinya dengan menggunakan bahasa inggris. Ini udah kayak ritual buatku setiap mendapatkan murid baru, selalu aku awali dengan memberikan tes tentang kemampuan mereka dalam hal menulis, khususnya untuk mengecek grammar mana aja yang salah. Biasanya anak SMA aku selalu meminta satu buah tulisan minimal 5 paragraph denga berisi 4 baris kalimat di setiap paragraphnya. Awalnya dia sempat gak mau dan menolak, namun setelah aku yakinkan untuk kebaikannya dia mau melakukannya. Dengan banyak kesulitan dalam kosakata akhirnya dia berhasil menyelesaikan 4 paragaraph saja. Yah, meskipun masih banyak kesalahan, aku tetap mengapresiasi hasil usahanya.

Nah, saat dia menulis tugas yang aku berikan, jujur saja aku mengawasinya dalam-dalam sambil memikirkan orang yang telah menyakitiku, bahkan saking gak tenangnya, takutnya cara ngajarku kebawa perasaan, setiap saat aku selalu mengecek jam dinding di rumahnya, Berharap waktu akan berputar lebih cepat dan waktu les segera selesai. meskipun dia gadis yang baik, aku tidak bisa berbohong jika aku punya perasaan benci padanya secara gak langsung karena dia mirip banget dengan orang yang sudah menyakitiku itu. aku belum sepenuhnya menahan emosiku.

Aku sempat berpikir untuk berhenti mengajar dia, namun keadaaan ekonomiku yang lagi buruk sekarang, menuntutku untuk terus bekerja keras, akhirnya aku memilih untuk bertahan, apalagi dia udah sreg dengan cara mengajar aku. Sehingga gak ada alasan yang logis untuk berhenti mengajar dia, dan jika itu sampai kulakukan, itu akan menunjukkan bahwa aku kurang profesional dalam pekerjaanku, hanya karena faktor emosi aku sampai melihatkan orang yang tidak bersalah. selain itu, itu membuktikan bahwa aku belum mampu membedakan antara urusan pribadi dan pekerjaan.

aku tidak tahu apakah mungkin Tuhan sedang mengujiku sekali lagi? dengan menghadirkan kembali wajah itu kepadaku dengan posisi dan orang yang berbeda, ataukah ada maksur lain yang belum aku tahu. tapi apanpun itu, aku berharap akhirnya akan menjadi baik untuk semua, baik untuk murid lesku, dia yang menyakiti, laki-laki yang kucintai dan lain sebagainya, aku berharap kami semua bisa menemukan kabahagiaan yang sebenarnya bukan dengan menyakiti orang lain, tapi dengan usaha dan kerja keras sendiri. apalagi pekerjaan les, juga tidak hanya mengajar, tapi juga harus mampu mentransfer ilmu entah dengan siapapun itu.

semoga aku bisa lebih tenang dan mampu melewati rasa baper ini dengan senyuman, sambil mengatakan "Aku lebih besar dari semua masalahku

sidoarjo, warkop 12 November 2016