Me |
Berbeda dengan Dahlan Iskan dan Azrul Ananda, di Kompas.Com Rhenald Kasali menyinggung masalah pentingnya Meaning daripada cari uang dan juga gelaja pesimisme yang melanda Indonesia. Beliau mengartikan bahwa meaning akan lebih penting dan menghasilkan uang daripada hanya sikap jungkir-balik dalam mencari uang. Meaning yang berarti pengalaman dan cerita asli seseorang yang benar-benar akan mendapatkan manfaat dan hasil yang terbaik setelah perjuangan yang keras, tidak hanya bisa didapatkan hanya dari jalur ingin cepat kaya saja. Perlu kerja keras dan perjuangan di sana, tidak hanya mengandalkan satu orang atau atasan yang baik saja karena tidak selamanya atasan yang baik itu akan terus duduk di kursi nyamannya. Beliau (Rhenald Kasali) menyampaikan bahwa seharusnya pemuda Indonesia menekankan sikap Meaning tersebut, karena nantinya itu akan terus berguna hingga masa tua bahkan saat kita sudah tak lagi ada di dunia. Layaknya perjuangan pemuda membangun Boedi Oetomo atau saat Ir. Soekarno berusaha untuk melawan penjajah, dibutukan semangat Meaning yang kuat.
Pada artikel selanjutnya pula beliau membahas mengenai masalah pesimisme yang melanda Indonesia. Apalagi setelah naik-turunnya harga BBM, penduduk Indonesia merasa bahwa negara indonesia adalah yang terpuruk dari negara lain. dan menganggap bahwa negara di luar sana seakan beruntung. Dalam keputus asaan ini pula kebanyakan warga hanya bisa mengeluh atau menyalahkan pemerintahan. Para pengusaha pun ikut cemberut karena turunnya harga-harga saham. padahal beliau menyampaikan bahwa di Luar sana ternyata semua negara pun tak lebih baik dari Indonesia. Oleh sebab itu beliau menekankan bahwa gejala pesimisme yang sangat mudah menyebar seperti virus ini harusnya segera dihentikan dan juga seharusnya sebagai warga dan usahawan yang mumpuni kesusahan ini sekalipun bisa menjadi kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Dan untuk menekan kesusahan tersebut penghematan juga bisa menjadi jalan yang ampuh. Berhenti untuk membeli barang-barang yang tak terlalu berguna bagi bangsa.
0 Comments