Oleh : Ika Tusiana

Sehubungan dengan 20 Mei 2015 yang merupakan hari dimana kita para pemuda memperingati hari Kebangkitan Nasional. Hari bersejarah yang menandakan  dimulainya perlawanan dari kaum terpelajar terhadap penjajah Belanda. Dengan berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi perlawanan pertama. Menurut sejarah bahwa awal pendirian Boedi Oetomo sendiri dimulai dari perjuangan Dr. Wahdin Sudirohusodo yang tak henti menggembleng siswanya dengan keyakinan bahwa dengan pendidikan maka rakyat Indonesia akan tidak mudah terhasut oleh pihak penjajah. 

Seiring dengan hari kebangkitan Nasional pula, kemarin tanggal 17 Mei 2015 rakyat Indonesiapun memperingati hari Buku Nasional. Banyak hal yang dilakukan sebagai wujud apresiasi dihari tersebut,  salah satunya dengan membaca buku secara massal.

Tentu kedua hal tersebut tidak bisa saling dipisahkan, membaca buku dengan perkembangan pendidikan Indonesia. Seperti yang telah disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa buku adalah jendela dunia. Jadi dengan kata lain dengan membaca buku kita akan mengetahui keadaan dunia di luar sana walaupun belum pernah mendatanginya dan dengan membaca akan banyak ilmu pengetahuan yang kita dapatkan. Bayangkan saja apabila kita tidak bisa membaca maka Indonesia selamanya akan dibodohi oleh para penjajah.

Selanjutnya membaca tidak akan terlihat manfaatnya ketika kita tidak mengaplikasikannya dengan menulis. Membaca dan menulis adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Menulis juga bisa menjadi ajang untuk mengetahui seberapa jauh pembaca mengerti mengenai isi bacaannya. Selain itu pula penulis tidak akan bisa menulis satu kata sekalipun jika dia tidak membaca.

 Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat sekarang ini sekaligus juga bisa menguntungkan serta mempermudah untuk mengakses buku-buku yang ingin di baca. Misalnya saja buku online, bagi mahasiswa khususnya yang sering mengalami masalah keuangan tentunya akan sulit untuk membeli buku setiap bulannya. Namun dengan adanya buku online seperti sekarang ini kebutuhan buku bisa teratasi, bahkan bisa mendapatkannya dengan mudah dan gratis.

Hal yang sama terjadi pada kegiatan menulis, masyarakat bisa menyumbangkan tulisannya tidak hanya di media-media cetak namun media onlinepun bisa menjadi jalan keluar. Selain itu pula banyak website yang menyediakan tempat bagi masyarakat untuk mencurahkan isi hati, gagasan dan idenya seperti blog, wordpress dan sosial media.


jadi tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak  menulis dan membaca di era global ini. Selain itu dengan memanfaatkan media yang ada mari tingkatkan budidaya membaca dan menulis agar Indonesia menjadi Negara yang maju tidak hanya di angan dan semakin membuka wawasan bagi perkembangan dunia kedepannya.