Ayah dan Adekku
07/06 2015 Sidoarjo, ada banyak hal yang kupelajari setiap aku memilih berlibur ke rumah Bapak (Begitu panggilanku pada ayahku) seperti minggu ini. Beliau menasehatiku banyak hal mengenai hidup. membuatku kembali berpikir apakah aku ini sudah bisa mandiri? Apakah aku ini sudah memberikan kemanfaatan bagi diriku sendiri juga orang lain. Bapak mengajari sekaligus memberikan petuah untuk kurenungkan dan kuambil pelajarannya untuk kemajuanku.

Setelah kemarin bapak mengujiku dengan pembicaraan kami mengenai nasib bangsa ini, dan kecurigaan pada pemerintahan kali ini yang kemungkinan tidak akan berlangsung lama karena berbagai alasan dan kasus yang timbul. Kini bapak kembali menggembor-gemborkan cerita masa kecilnya yang harus hidup jauh dari keluarga. Dan latar belakang pendidikan yang minim dapat menyekolahkan aku hingga tahap kuliah ini.

Akupun hanya diam saja dan sesekali mengangguk ketika beliau menceritakan tentang kisah kecilnya yang sangat susah dan penuh kenekatan. Yah.. Bapak bukanlah orang yang tergolong dari keluarga berada. Bapakku, kelahiran Bojonegoro tahun 70, mengajariku bahwa bersikap pantang menyerah dan terus mau belajar itu yang diperlukan.

"Jadilah orang yang serba bisa" itu yang selalu dikondang-kondangkannya setiap waktu kepadaku sejak dulu.

selain itu pula banyak petuah lainnya yang membuatku terkadang trenyuh memikirkan diriku sendiri yang sering mengeluh. Bapakku memang bukan berasal dari golongan berpendidikan, namun setiap kali dia menasehatiku ada pelajaran yang lebih penting daripada kekayaan dan status pendidikan itu sendiri.

Walaupun sering bersitegang pula dengan ayahku sejak kecil, karena aku memang terkenal suka membantah dan egois, walaupun aku terkadang merasa bahwa aku harus seperti ini itu untuk mereka. Namun yang kutahu kebenarannya adalah mereka sudah berjuang banyak untukku.

Sebenarnya aku pun tidak ingin menjamin bahwa petuah itu nantinya akan selalu aku pegang dalam hidupku, karena sifatku yang keras terkadang membuatku masa bodoh, membutakan mata dan mentulikan telinga. Namun setidaknya diantara semua petuah itu nantinya ada satu atau dua yang akan menjadi peganganku dalam menempuh masa depan yang hanya Tuhan yang tahu.

Dan entah siap atau tidak kita akan menjalaninya nanti. Jujur, aku sangat berterimakasih atas segala petuah ayah untukku.